Gagasan Islamologi Terapan Arkoun
Mohammed Arkoun atau yang lebih dikenali sebagai Arkoun adalah seorang
tokoh pembaharuan Islam. Dia memiliki gagasan dalam tujuan pembaharuannya salah
satunya adalah Islamologi terapan. Islamologi terapan adalah salah satu konsep
atau pemikiran yang dirancang dengan maksud untuk menutupi kekurangan yang ada
pada islamologi klasik. Hal ini termuat dalam karyanya Discours Occidental. Sebenarnya istilah lain dari Islamologi adalah
Orientalisme, sebuah istilah yang tidak disukai Arkoun.
Arkoun, sejak tahun 1976 lagi sudah gelisah dengan adanya perbedaan
metodologi dan klasifikasi epistemologis antara Islamologi klasik dengan
Islamologi terapan. Karena menurutnya, Islamologi klasik hanya menyajikan
secara apriori dan eksklusif
teks-teks yang dianggap sah dan mewakili sebuah tradisi keagamaan, pemikiran,
budaya dan peradaban tertentu tidak pernah di teliti secara mendalam. Sebagai
akibatnya, informasi tentang Islam sering tidak lebih objektif, tidak lebih
terbuka dan tidak lebih positif.
Arkoun melihat bahwa Islamologi secara praktis telah mempersempit ruang
studinya pada pemikiran logosentris, yang dikaji dari perspektif sejarah
gagasan. Islamologi klasik secara praktis telah melupakan berbagai aspek,
yakni, pertama, kebudayaan lisan dari
bangsa-bangsa yang tidak mengenal baca-tulis. Kedua, pengalaman yang tidak tertulis dan tidak diucapkan. Ketiga, pengalaman hidup masyarakat yang
tidak tertulis, namun diucapkan. Dan keempat,
berbagai tulisan tentang Islam yang dinilai tidak “mewakili”. Oleh yang
demikian, Arkoun menginginkan kajian yang bersih dan bersifat murni akademis
yang dimaksudkan untuk menghadapi semua jawaban yang dipertahankan atas nama
Islam.
Ide tentang perlunya Islamologi terapan itu sendiri muncul sebagai akibat
adanya pergeseran di dalam hubungan antara ilmu dan praktik. Beberapa alasan
Arkoun atas perlunya Islamologi terapan antaranya adalah; pertama, sebagai agama dan tradisi berpikir, Islam telah menemukan
kembali vitalisnya seiring dengan majunya sejarah masyarakat muslim. Dalam
konsepsi Arkoun, Islamologi terapan harus bersifat objektif dan “penuh percaya
diri”, bebas dan berani, berdasarkan kebenaran semata, yakni dengan menggunakan
akal dan kecerdasan atau “nalar Islami” dalam mencari kebenaran untuk mengatasi
seluruh kerumitan dan kegelisahan yang dihadapi oleh kaum muslimin. Kedua, munculnya ilmu-ilmu sosial modern
yang telah memporak-porandakan cara berpikir saintifik Barat sebelumnya.
Ketiga, studi fenomena
keagamaan tidak bisa dibatasi hanya pada satu agama tertentu saja. Islamologi
terapan menelaah Islam dalam dua perspektif yang saling melengkapi; pertama, sebagai kegiatan ilmiah intern,
dan kedua, sebagai suatu aktivitas
ilmiah yang solider terhadap semua pemikiran kontemporer. Keempat, Islamologi klasik membatasi diri pada pembahasan dan
pandangan para ahli Islam yang “representatif”. Kelima, Islamologi terapan adalah suatu sikap (praktik) ilmiah
multi-disipliner. Dan terakhir, dilihat dari perspektif epistemologi, tidak ada
wacana ataupun metode yang tanpa cacat. Oleh karena itu, Arkoun menekankan
bahwa suatu analisis pemikiran atau wacana tidak terbatas pada yang dipikirkan
dan diungkapkan, tetapi juga pada yang dilupakan, yang disamarkan, dan yang tak
terpikirkan.
Selain daripada itu, Arkoun mengatakan bahwa pentingnya untuk diperhatikan
adalah menyangkut soal unsur semiotik non-linguistic
yang berfungsi sebagai pembentuk wilayah keagamaan atau yang berkaitan
dengannya. Aspek ini secara keseluruhan bisa dikelompokkan ke dalam
bentuk-bentuk ekspresi Islam seperti ritual, ekologis, artistik, sastra dan
sebagainya. Menurutnya, ia membutuhkan pendekatan dari disiplin semiologi (semiotika), antropologi, dan psikologi.
Dari poin-poin di atas, bisa dilihat dengan jelas bagaimana Arkoun ingin
mendekonstruksi secara total seluruh historiografi Islam klasik yang bersifat
ideologis. Selain itu, Arkoun juga ingin melakukan kritik metodologi dan epistemologi
dari seluruh pemikiran Islam klasik, yang menurutnya sudah tidak relevan lagi
untuk era sekarang ini.
Comments
Post a Comment